Rakor Perpustakaan se-Kalsel, Paman Birin Ingatkan Pengaruh Negatif Teknologi Terhadap Budaya Membaca

0
290



Banjarmasin – Saat ini budaya membaca di kalangan masyarakat dinilai masih kurang. Perkembangan teknologi yang menawarkan berbagai tontonan
dan permainan, dianggap lebih menarik terutama bagi kalangan generasi muda sehingga mereka lebih memilih asyik dengan perangkat teknologi tersebut.

Demikian disampaikan Gubernur Kalimantan Selatan H Sahbirin Noor atau Paman Birin melalui Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesra Setdaprov Kalsel, Nurul Fajar Desira saat membuka Rapat Koordinasi Pengembangan Perpustakaan se-Kalsel di
Callamus Ballroom Hotel Rattan Inn, Banjarmasin pada Kamis (15/2) malam

Turut hadir dalam rakor tersebut Plt Kepala Perpusnas Prof E Amanudin Aziz, sekaligus memberikan arahan kepada peserta yang melakukan rakor selama dua hari itu yakni tanggal 15 – 16 Pebruari 2024.

Menurut Gubernur dua periode ini, perkembangan teknologi informasi harus bisa dimanfaatkan bagi pengembangan perpustakaan, baik melalui meningkatkan kualitas perpustakaan dari segi sarana dan prasarana juga dengan meningkatkan pelayanan maupun kemudahan untuk mendapatkan bahan-bahan pustaka.

“Selain itu, seperti yang telah diketahui, Kalsel menempati posisi strategis
sebagai Gerbang IKN Nusantara. Sebagai daerah penyangga IKN, tentu harus mempersiapkan SDM yang
berkompeten dan berdaya saing,” sampai Paman Birin.

Paman Birin juga menekankan kepada peserta rakor, agar menyatukan kesepahaman tentang harmonisasi dan sinergi terhadap upaya pengembangan perpustakaan di Kalsel.

Kemudian, Kepala Pusat Analisis Perpustakaan dan Pengembangan Budaya Baca Perpustakaan Nasional RI, Nurhadi Saputra, Kepala Pusat Pengembangan Perpustakaan Umum dan Khusus Perpustakaan Nasional RI, Dra Nani Suryani MSi, Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kalisel, Bimo Epyanto, dan Direktur Utama Bank Kalsel, Fachrudin.

Dalam arahannya, Aminuddin menggarisbawahi pernyataan gubernur bahwa literasi masyarakat saat ini memang masih rendah.
Maka ujarnya, budaya baca yang harus dibangun lebih dulu dan basisnya ada di sekolah.
Jumlah masyarakat yang suka membaca ujarnya saat ini hanya berbanding 1 : 1000. Hal ini disebabkan bukan tidak mau membaca, tapi tidak tersedianya bahan bacaan yang sesuai kesukaan mereka.

Aminuddin juga menyampaikan pPlrogramnya yaitu menciptakan 10.000 taman baca masyarakat (TBM) perpustakaan desa dan masing-masing mendapat alokasi 1000 judul buku plus raknya, termasuk untuk desa-desa di Provinsi Kalsel.

Di awal acara, Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Kalsel Dra Hj Nurliani MAP menyebutkan, rakor ini fokus membahas soal pengembangan
perpustakaan Se-Kalsel. Kegiatan merupakan upaya koordinasi antara provinsi dan kabupaten/kota dalam
mensinergikan berbagai program dan kegiatan bidang perpustakaan di daerah.

Rapat ini menjadi sangat penting karena dalam rapat ini diharapkan dapat terjadi
kesinambungan yang sinergi antara program Perpustakaan Kabupaten/Kota
dengan Perpustakaan Provinsi.

Tahun ini, perpustakaan dituntut untuk memiliki inovasi, kreativitas, serta perubahan pola pikir. Perpustakaan menjadi sektor pendukung dalam
memberikan solusi terkait pengembangan ekonomi. Untuk dapat melaksanakan tugas tersebut diperlukan pemahaman, dukungan,
serta pembinaan dan pengembangan berbagai program dan kegiatan yang
dilaksanakan oleh masing-masing Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kab/Kota di Kalsel. (sal/adpim)

Berikan Komentar