KH. Musta’in Syafi’ie : Gema Maulid Menjadi Wasilah dan Perantara Satu Majelis Bersama Rasulullah SAW di Surga Allah SWT
Banjarmasin – Malam ke-18 Gema Maulid 40 Malam yang diinisiasi oleh Gubernur Kalsel H Sahbirin Noor atau Paman Birin dan Ketua TP PKK Provinsi Kalsel, Hj. Raudatul Jannah atau Acil Odah, menghadirkan Dr. KH. Musta’in Syafi’ie., M.Ag di Gedung Mahligai Pancasila Banjarmasin pada Sabtu (21/9) malam.
Sejak sholat Magrib, masyarakat dan para ASN Lingkup Pemprov Kalsel, mulai mendatangi dan memadati Gedung Mahligai Pancasila.
Dr. KH. Musta’in Syafi’ie., M.Ag yang juga pengasuh Pondok Pesantren Madrasatul Qura’n Tebuireng dalam tausiahnya menyampaikan bahwa kehadiran dalam Gema Maulid 40 ini dapat menjadi wasilah, perantara, satu majelis bersama Rasulullah SAW di surga Allah SWT.
“Semoga kehadiran kita dalam peringatan Maulid ini, dapat menjadi wasilah, perantara, satu majelis bersama Rasulullah SAW di surga Allah SWT” sampainya.
KH. Musta’in Syafi’ie mengaku bingung dengan orang yang tidak mau memperingati Maulid Nabi, tetapi mereka merayakan ulang tahun seseorang, kemudian memberikan kado, padahal belum tentu orang tersebut telah berjasa beaar atau ikut berjuang.
“Ini kok Nabinya ulang tahun diam saja, tidak memberi hadiah. Padahal Rasulullah telah berjuang menegakkan agama Allah,” sampainya.
Lebih lanjut beliau menyampiakan bahwa cara peringatan maulid ada 2, yaitu seremonial dan mengurung diri/substansial.
Beliau juga bercerita tentang bukti bahwa Rasulullah hadir dalam maulid. Dimana di Lebanon tradisi memperingati Maulid dengan menembkkan petasan ke atas menghadap langit. Tiba-tiba petasan tersebut mengenai salah seorang anak di lantai 5 gedung.
Orang tuanya yang melihat kejadian ini, lantas marah bahkan berteriak dimana Rasulullah yang Rahman lil alamin.
Anak itupun dibawa ke rumah sakit, waktu diperiksa di ruang emergency, para dokter (non muslim di RS Non Muslim) mengatakan anak tersebut tidak bisa ditolong.
Setelah mendengar kabar tersebut, sang ibu menuju ke ruangan untuk melihat sang anak. Ketika mau memasuki kamar, sang anak berkata untuk segera menutup pintu. Ibunya tidak sadar anaknya bisa berbicara dan menyuruh menutup pintu.
Setelah tersadar, anak itu berkata bahwa ada Rasulullah SAW jadi cepat tutup pintu ruangan itu. Anak itu bercerita bahwa Rasulullah SAW datang dan mengelus-eluskan luka di kepala, sehingga tidak ada lagi luka dan sembuh.
Setelah mendengar cerita dan keajaiban yang dialaminya, sang ibu memantapkan diri untuk membaca dua kalimat Syahadat. Begitu juga dengan para dokter dan perawat yang menyaksikan kejadian ini juga mengucapkan dua kalimat Syahadat.
“Jadi, Rasulullah itu hadir, tapi kehadiran Rasulullah dirasakan oleh masing-masing pribadi,” sampainya.
Dalam kesempatan ini, Gubernur Kalsel Paman Birin melalui Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Kalsel, Ariadi menyampaikan terima kasih dan mohon maaf, jika dalam penyambutan kepada para jemaah terdapat kekurangan.
Gubernur Paman Birin berdoa, semoga kehadiran dalam gema Maulid 40 Malam ini, semuanya Mendapatkan keberkakah.
“Semoga setiap langkah kita menuju peringatan maulid ini, Mendapatkan berkah dari Allah SWT” sampai Paman Birin.
Gema Maulid malam ke-18, selain dihadiri pejabat lingkup Pemprov Kalsel, juga tampak hadir ASN, karyawan/karyawati lingkup Pemprov Kalsel serta masyarakat. (rny/adpim)