Penutupan Festival Tunas Bahasa Ibu Bahasa Banjar, Melestarikan Bahasa Banjar sebagai Bagian Penting dari Budaya

0
160

Banjarmasin— Gubernur Kalimantan Selatan melalui Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan SDM, Hj. Husnul Hatimah menutup kegiatan Festival Tunas Bahasa Ibu Bahasa Banjar Tahun 2024 bagi Siswa SD dan SMP se-Provinsi Kalimantan Selatan di Hotel Rattan Inn Banjarmasin pada Rabu (13/11) malam.

Dalam momentum itu, sejumlah siswa dan siswi dari masing-masing kelompok perwakilan di 13 Kabupaten/Kota melakukan yel-yel. Dengan ciri khasnya sendiri, keceriaan tergambar di acara penutupan tersebut.

Kemudian acara itu dibuka secara ceremony oleh Sanggar Seni Nuansa Banjarmasin, kesembilan perempuan berpakaian Dayak itu menampilkan Tari Gaprak Piring. Terlihat 60 Piala Tunas Bahasa di atas meja, dengan total hadiah sebesar Rp135 juta.

Tampak hadir sejumlah pejabat daerah dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten/Kota se-Kalsel. Dan sederet juri yakni Ali Syamsudin Arsi, Abdurrahman El Husaini, Ersis Warmansyah Abbas, Hadani Had, Zulfaisal Putera, Gusti Indra Setiawan, Rezqie Atmanegara, Hatmiati Masy’ud dan Nailiya Nikmah.

“Alhamdulillah, segala puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT. Karena atas rahmat dan karunia-Nya, kita dapat hadir bersama di sini untuk menutup rangkaian acara Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) Bahasa Banjar tingkat provinsi yang penuh semangat dan antusiasme ini,” ucap Plh. Gubernur Kalsel, Roy Rizali Anwar dalam sambutan tertulisnya yang disampaikan oleh Staf Ahli, Husnul Hatimah.

Husnul menyebut festival ini tidak hanya menjadi ajang perlombaan, tetapi juga menjadi ruang belajar yang berharga dalam melestarikan Bahasa Banjar sebagai bagian penting dari budaya kita. Menurutnya, bahasa Banjar adalah warisan yang telah turun-temurun diwariskan oleh leluhur kita.

Dalam kesempatan itu, Husnul menganggap kegiatan ini bagian salah satu merawat identitas budaya yang harus kita jaga agar tetap hidup di tengah kemajuan zaman.

“Sebagai generasi penerus, baginya seluruh elemen masyarakat, termasuk anak-anak kita memiliki tanggung jawab besar untuk tetap mempertahankan dan mengembangkan bahasa ini,” tegasnya.

Melalui kegiatan seperti festival tunas bahasa ibu ini, Husnul menginginkan agar kita tidak hanya mengenalkan bahasa dan sastra daerah kepada generasi muda, tetapi juga membentuk karakter dan jiwa cinta budaya dalam diri mereka.

“Maka dari itu, saya sangat bangga mendengar bahwa sebanyak 130 siswa SD dan SMP dari seluruh pelosok Kalimantan Selatan telah ikut berpartisipasi dalam festival ini,” pungkasnya.

Sementara itu, Kepala Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra, Drs. Imam Budi Utomo mengapresiasi kepada guru pendamping bahasa, akademisi, budayawan dan sastrawan yang ada di Kalsel.

“Inilah puncak dari implementasi tunas bahasa ibu dari bahasa daerah. Kami ucapkan yang sangat tulus kepada pemerintah provinsi dan kabupaten/kota dalam melestarikan bahasa daerah,” ungkap Imam.

Imam menjelaskan bahwa festival tunas bahasa ibu telah masuk dalam kebijakan nasional agar setiap daerah dapat memperoleh sertifikat bahasa.

Sedangkan Kepala Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Selatan, Armiati Rasyid mengaku bangga kepada tunas-tunas muda yang telah melestarikan bahasa daerah. Dia menyebut ada tiga bahasa yang dilestarikan yaitu bahasa Banjar, bahasa Bakumpai dan bahasa Deah.

“Pada malam ini, Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) Tahun 2024 merupakan program dari revitalisasi bahasa daerah. Jadi, kegiatan ini melestarikan tiga bahasa itu,” tandasnya.

Diakhir, pembagian sebuah pigura dalam bentuk penghargaan bagi Kabupaten/Kota yang berkontribusi dalam pengembangan tunas bahasa ibu. (mr/Adpim)

Foto : Sapari Yanto

Berikan Komentar