H. Muhidin Paparkan Pencapaian Pemprov Kalsel pada Apresiasi Kinerja Pemda Tahun 2024

0
185

Jakarta – Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan menyampaikan presentasi kinerja kepada dewan juri dalam rangka Apresiasi Kinerja Pemerintah Daerah Tahun 2024, Rabu (04/12/2024) di Oakwood Suites Kuningan Jakarta.

Paparan disampaikan Plt. Gubernur Kalsel H Muhidin melalui Kepala Badan Perencanaan Pembangunan (Bappeda) Provinsi Kalsel, Dr Ir Ariadi Noor MSi.

Paparan diawali dengan penyampaian Provinsi Kalsel yang berada di posisi strategis yakni di tengah – tengah Indonesia, diantara alur laut ALKI I dan II, dan bebas dari wilayah gempa. Kemudian, berdekatan dengan IKN di Kaltim dan lumbung pangan (food estate) di Kalteng, sehingga patut daerah ini menyandang predikat provinsi penghubung atau gerbang IKN.

Kondisi kesejahteraan masyarakat Kalsel dapat dilihat dari berbagai faktor, seperti laju pertumbuhan ekonomi yang menunjukkan pertumbuhan yang baik di sepanjang tahun 2023.

Hal ini dilihat dari capaian pertumbuhan ekonomi tahun 2023 sebesar 4,84 yang melebihi target yang ditetapkan yaitu 4,50.

Kemudian Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang nilai realisasi tahun 2023 melebihi dari target. Begitu pula dengan penurunan emisi gas rumah kaca dan Indeks Kualitas Lingkungan (IKL) tahun 2023, Pemprov Kalsel berhasil menurunkan persentase penduduk miskin senilai 4,29%. Nilai indeks gini dan tingkat pengangguran terbuka juga melebihi target.

Berbagai upaya yang telah dan akan dilakukan di bidang kesejahteraan rakyat oleh Pemerintah Provinsi Kalsel diantaranya peningkatan infrastruktur pelayanan dasar, pengentasan kemiskinan dan ketahanan pangan, peningkatan akses layanan kesehatan dengan pembangunan rumah sakit dan penyediaan alat kesehatan serta rehabilitasi lingkungan dan bencana dengan program revolusi hijau yang telah merehabilitasi 45.000 hektar lahan kritis.

Pada tahun 2023, Provinsi Kalsel berhasil membuktikan kinerja yang terus meningkat dengan meraih penghargaan SAKIP dengan Predikat A, predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) ke 11 kalinya, predikat penilaian kepatuhan penyelenggaraan pelayanan publik 10 terbaik provinsi se-Indonesia, dan realisasi pendapatan APBD 2023 tertinggi se-Indonesia.

“Tentu saja semua capaian penghargaan di bidang pelayanan publikini tak lepas dari sinergisitas bersama pemerintah pusat,” sampai H. Muhidin.

Pemprov Kalsel meraih peringkat ke 17 dari 34 provinsi se-Indonesia untuk Indeks Daya Saing Daerah tahun 2023, Indeks Reformasi Birokrasi Kalsel menunjukkan arah perbaikan, dari 67,45 menjadi 72,51. dan ICOR Kalsel menunjukkan trend menurun setelah pandemi, yang menunjukkan pembangunan ekonomi Kalsel semakin efisien.
Berbagai upaya untuk meningkatkan daya saing daerah telah dilakukan dengan penguatan ekonomi berbasis sumber daya lokal melalui hilirisasi industri pertanian dan pariwisata ekoonomi hijau.

Pengembangan infrastruktur konektivitas juga telah dilaksanakan secara bertahap, salah satunya adalah jalan bebas hambatan Banjarbaru – Batulicin yang bisa memangkas waktu dari 6 jam perjalanan menjadi 3 jam.

Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) diupayakan melalui pendidikan pelatihan tenaga kerja lokal agar berkompeten dan mampu bersaing. Pengembangan kawasan strategis geopark pada lokasi geosite unggulan untuk daya tarik wisata global.

Dipaparkan juga indikator makro 2023 Provinsi Kalsel dari data capaian tahun 2022 dan 2023 menunjukkan laju kinerja masing-masing dari IPM, angka kemiskinan, angka pengangguran, pertumbuhan ekonomi, pendapatan per kapita dan ketimpangan pendapatan.
Provinsi Kalsel sebagai gerbang IKN, memberi banyak peluang bagi perekonomian, karenanya Pemprov Kalsel bersiap dengan pengembangan konektivitas antar wilayah di Kalsel dengan berbagai pembangunan infrastruktur jalan, jembatan dan rencana jalur kereta api.

Nilai kinerja SPM Kalsel tahun 2023 mendapatkan peringkat ke 13 se-Indonesia dengan nilai 86,39. Hasil evaluasi penyelenggaraan pemerintahan daerah secara nasional pada tahun 2021 untuk Provinsi Kalsel berada posisi 13.dengan status Sedang, dan pada 2022 meningkat menjadi peringkat 11 dengan status Tinggi.

Kalsel setiap tahun melaksanakan “Kalsel Inovation Awards” untuk menyaring berbagai inovasi yang diwajibkan bagi setiap SKPD, yang minimal memiliki 1 inovasi. Pada tahun 2023 terdapat 21 inovasi yang memenuhi kriteria. Dari jumlah ini, terdapat dua inovasi yang menjadi andalan yakni Siska Ku Intip yaitu sistem integrasi kelapa sawit berbasis kemitraan usaha ternak inti plasma.

Program ini menekankan optimalisasi perkebunan sawit sebagai sumber pakan dan keterlibatan masyarakat sebagai pelaku usaha ternak sapi mandiri (pembiakan dan penggemukan). Sebelum program ini, budidaya ternak sapi di Kalsel bersifat tradisional dengan biaya produksi sapi yang tinggi, penggembalaan sapi di kebun sawit kurang efisien baik dari segi waktu, biaya dan tenaga karena sapi digembalakan secara lepas liar, serta kelangkaan dan tingginya harga pupuk menyebabkan peningkatan biaya produksi sawit, perusahaan perkebunan kelapa sawit menolak sapi masuk ke kebun sawit karena keberadaan sapi dianggap sebagai hama.

Setelah adanya program Siska Ku Intip, pola produksi sapi telah berubah menjadi berbiaya rendah karena memanfaatkan sumber pakan yang ada di kebun sawit, biaya produksi jauh lebih efisien sehingga mampu menyediakan daging sapi dibawah harga pasar.
Program ini ditetapkan sebagai role model untuk pengembangan sapi potong di Indonesia, oleh Direktorat Jendral Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) Kementerian Pertanian RI dan berhasil menghantarkan penghargaan Satya Lancana Wira Karya bidang pembangunan pertanian dari Presiden RI tahun 2023.

Inovasi kedua adalah Program ‘Siti HawaLari’ atau system integrasi itik di lahan rawa dan lahan kering. Berlatar belakang dari pemenuhan kebutuhan daging di Kalsel yang masih cenderung defisit termasuk daging itik, kemudian budidaya itik sebagai substitusi pemenuhan telur dan daging ayam ras yang menjadi salah satu pendorong inflasi di Kalsel selatan. Selain itu potensi pakan itik berbahan sumber daya lokal masih melimpah di Kalsel.
Program ‘Siti Hawalari’ banyak memberikan dampak positif dengan tumbuhnya perekonomian, meningkatnya serapan tenaga kerja, serta mengendalikan inflasi di Kalsel. Setelah adanya inovasi ini terdapat peningkatan signifikan produksi telur dan daging itik di Kalsel. Inovasi ini berhasil mendapatkan penghargaan terbaik ke 2 dari Presiden RI, Joko Widodo pada acara Musrenbangnas tahun 2024. (sal/adpim)

Berikan Komentar