Dihadiri Gubernur, Polda Kalsel Gelar Apel Kesiapan Penanganan Bencana Alam

0
406

Banjarmasin – Polda Kalsel gelar apel kesiapan penanganan bencana alam banjir dan tanah longsor Provinsi Kalimantan Selatan yang digelar di Lapangan Kamboja Banjarmasin, Selasa (29/11) pagi.

Ratusan personel gabungan dikerahkan, baik dari Kepolisian, TNI, Basarnas hingga aparat pemerintah berbaris untuk diperiksa kesiapannya.

Apel yang dipimpin oleh Kapolda Kalsel, Irjen Pol Andi Rian R Djajadi tersebut tidak hanya gelar pasukan.

Kapolda Kalsel bersama Danrem 101/Antasari, Brigjen TNI Rudy Puruwito juga melakukan pengecekan kesiapan alat-alat pendukung.

Dalam kegiatan itu, Gubernur Kalsel Sahbirin Noor melalui Asisten I Setdaprov Kalsel, Nurul Fajar Desira tampak hadir bersama Kapolda dan Danrem 101/Antasari.

Salah satu alat pendukung pencarian dan penyelamatan atau search and rescue (SAR) yang diperiksa yakni vibraphone.

Vibraphone merupakan alat pembaca getaran yang digunakan untuk mendeteksi keberadaan korban yang tertimbun atau tertimpa longsor maupun reruntuhan bangunan

“Efektif mendeteksi sampai kedalaman 7 meter,” kata salahsatu personel Direktorat Samapta Polda Kalsel ketika ditanya tentang kegunaan alat tersebut.Gubernur Kalsel Melalui Assiaten I Hadiri Apel Kesiapan Penanganan Bencana Alam di Polda Kalsel

Kapolda Kalsel menegaskan, apel kesiapan ini merupakan bentuk kesiapan Polda Kalsel untuk bersinergi dan bekerjasama dengan seluruh instansi, TNI dan Pemerintah Daerah dalam penanganan dan penanggulangan bencana.

Irjen Andi Rian menambahkan, Tak cuma Kepolisian, TNI, Instansi dan Pemerintah Daerah, upaya bersama seluruh masyarakat juga penting untuk bersama-sama dalam penanganan dan penanggulangan bencana yang mungkin muncul.

“Ini tentu jadi atensi kita mengantisipasi dengan kesiapsiagaan berupa apel hari ini,” ujar Irjen Andi Rian.

Seperti diketahui, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi di Bulan November 2022 hingga Februari 2023 di berbagai wilayah di Indonesia berpotensi terjadi cuaca ekstrim seperti hujan lebat disertai petir dan angin kencang.

Kondisi ini berpotensi berdampak terjadinya bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, puting beliung, gelombang tinggi yang dapat mengganggu aktivitas bahkan keselamatan jiwa masyarakat.

Intensitas curah hujan juga sudah beberapa pekan belakangan meningkat di wilayah Kalsel.
Bahkan, angin kencang dan gelombang tinggi telah merenggut satu korban jiwa di kawasan perairan Kabupaten Tanah Laut di Kalsel. (end/adpim)

Berikan Komentar