Acil Odah Resmikan Kampung Anggrek Raudatul Jannah di Desa Tumingki, Loksado, Hulu Sungai Selatan
Loksado – Ketua Tim Penggerak PKK Kalsel Hj. Raudatul Jannah atau Acil Odah meresmikan ‘Kampung Anggrek Raudatul Jannah’ di Desa Tumingki Kecamatan Loksado Kabupaten Hulu Sungai Selatan, minggu (26/05) pagi.
Peresmian ‘Kampung Anggrek Raudatul Jannah’ tersebut dalam rangka untuk memperingati Hari Keanekaragaman Hayati Sedunia yang setiap tahunnya diperingati pada tanggal 22 Mei.
Dalam sambutannya, Acil Odah mengucapkan banyak terima kasih atas sambutannya yang luar biasa dari masyarakat Desa Tumingki.
Menurutnya, Desa Tumingki merupakan salah satu desa yang memiliki potensi luar biasa untuk menarik wisatawan yang akan berkunjung ke Hulu Sungai Selatan.
“Terlebih hari ini kita meresmikan ‘Kampung Anggrek Raudatul Jannah’ yang lokasinya bersebelahan langsung dengan Sungai Amandit,” ujarnya.
Menurut Acil Odah, Peringatan Hari Keanekaragaman Hayati Sedunia tahun 2024 yang mengusung tema “Be part of the plan” sangatlah tepat dengan apa yang dicanangkan pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan yang dalam hal ini kolaborasi antara Dinas Lingkungan Hidup Kalsel, Dinas Kehutanan Kalsel, Pemerintah HSS maupun pihak swasta sehingga lahirlah Be part of the plan yakni “Kampung Anggrek Raudatul Jannah” ini.
“Sebagaimana makna dari Raudatul Jannah yang artinya Taman Surga, kita berharap Desa Tumingki ini menjadi bagian dari surga anggrek Kalimantan Selatan. Jadi, dengan menjadikan kampung anggrek ini sebagai salah satu destinasi wisata baru di HSS, maka ini juga akan meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar,” ucapnya lagi.
Untuk itu, dirinya berharap, infrastruktur menuju Desa Tumingki harus menjadi perhatian pemerintah daerah sehingga masyarakat senang dengan fasilitas yang memadai dan keamanan yang terjamin. Ia juga meminta masyarakat desa untuk memanfaatkan media sosial dalam mempromosikan anggreknya, sehingga memiliki nilai lebih ketika misalnya dijual diluar.
“Jika infrastruktur ini sudah lengkap, maka pengunjung juga akan senang dan saya yakin akan banyak wisatawan-wisatawan baik lokal maupun nasional yang akan datang ke desa ini,” harapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Selatan Hanifa Dwi Nirwana dalam laporannya mengatakan, pemilihan lokasi dari pembangunan taman konservasi kampung anggrek Raudatul Jannah ini dipilih dengan beberapa pertimbangan
“Desa eksotis dengan lokasi yang strategis dengan rute bambu ruffting sungai Amandit dipilih dengan beberapa pertimbangan, yakni masyarakatnya yang guyuh dan berpotensi dikembangkan menjadi kampung iklim sekaligus destinasi wisata baru desa wisata tematik konservasi anggrek.” Ujar Hanifa.
Menurutnya, pada 10-15 Juli 2024 mendatang, bambu rafting yang merupakan bagian dari situs Geopark Meratus akan mendapatkan evaluasi dari UNESCO untuk menjadi bagian dari UNESCO Global Geopark nantinya.
“Tentunya harapan ini perlu dukungan dari semua pihak, termasuk komunitas pecinta anggrek, pemerintah kabupaten/kota, pelaku usaha dan tentunya masyarakat. Harapan besar ini sesuai dengan harapan Bapak Gubernur untuk menjadikan Geopark Meratus menjadi bagian dar UNESCO Global Geopark,” tambahnya lagi.
Dirinya juga meminta ijin kepada Acil Odah untuk memberikan nama Kampung Anggrek tersebut dengan nama Raudatul Jannah.
“Karena terinspirasi nama Bunda Raudatul Jannah yang bermakna agung ‘Taman Surga’. Semoga kedepan kampung ini benar-benar akan menjadi surga konservasi anggrek yang membawa kesejahteraan bagi masyarakat” pungkasnya.
Seusai memberikan sambutan, penyerahan anggrek Dendrobium Acil Odah Beauty, dan foto bersama, Acil Odah yang juga didampingi Pj. Bupati Hulu Sungai Selatan Hermansyah, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kalsel Hanifa Dwi Nirwana, Kepala Dinas Kehutanan Kalsel Fatimatuzzahra, Perwakilan Bank Kalsel, Direktur PT. Antang Gunung Meratus Samsul Bachri, dan Forkopimda HSS melakukan kunjungan langsung ke lokasi kampung Anggrek.
Dilanjutnya dengan pemotongan pita sebagai tanda di bukanya untuk umum, Acil Odah bersama Tim Penggerak PKK Kalsel lainnya juga terlihat memborong beberapa tanaman anggrek.
Tampak hadir juga Kerukunan Suku Dayak Meratus (KSDM), Perhimpunan Anggrek Indonesia (PAI), Indonesia Archid Society (IAC),Tokoh Adat, dan Tokoh Masyarakat (md/adpim).
Foto : Naimah Mahmudah