Antusias dan Khusyu, Ribuan Warga Hadiri Manaqib Khadijah Al-Kubra yang Digagas Paman Birin
Banjarmasin – Gubernur Kalsel H. Sahbirin Noor atau Paman Birin menggelar Manaqib Khadijah Al-Kubra di Mahligai Pancasila Banjarmasin pada Selasa (30/1) malam.
Selain dihadiri para habib, ulama, tokoh masyarakat dan pejabat beserta karyawan di lingkungan Pemerintah Provinsi Kalsel, ribuan warga Kota Banjarmasin, Banjarbaru, Kabupaten Barito Kuala dan Banjar pun turut hadir memadati area dalam dan luar Mahligai Pancasila Kompleks Kediaman Gubernur Kalsel.
Antusias kehadiran warga untuk menyaksikan langsung kegiatan pembacaan manaqib (riwayat hidup) Sayyidah Khadijah Al-Qubra.
Acara yang dimulai sekitar pukul 20.30 WITA (Ba’da Shalat Isya) itu dirangkai dengan pemberian Ijazah Al Busyro itu menghadirkan Pimpinan Madrasah Darussalam Ilmu Tahfiz dan Alquran – Martapura, TGH Muhammad Wildan Salman beserta sejumlah habaib dan ulama Banua.
Dalam sambutannya, Paman Birin yang hadir bersama puteranya, H Sandi Fitrian Noor itu mengatakan, manaqib Sayyidina Khadjah Al Kubra ini kali keempat dilaksanakan di Mahligai Pancasila ini.
Kalau sampai hari ini ujarnya, ada pertanyaan, siapa pedagang, pemimpin, panglima perang paling baik yang ada di muka bumi, itulah baginda Rasulullah SAW.
“Kalau pertanyaan siapa istri yang paling setia dan berani berkorban segalanya, pernah lahir di muka bumi ini, ialah Siti Khadijah,” ungkap Paman Birin.
Paman Birin pun juga menyampaikan terima kasih atas kehadiran warga untuk mendengarkan bersama-sama manaqib Siti Khadijah Al-Kubra RA.
Sementara itu, sebelum menyampaikan isi manaqib, TGH Muhammad Wildan Salman mengapresiasi acara yang digagas Paman Birin yang yang sangat perhatian dengan kegiatan keagamaan dengan mengundang masyarakat umum, seperti agenda rutin di Bumi Shalawat Kiram dan lainnya.
“Ini bukti Paman Birin sangat cinta rakyat,” ujarnya.
Selanjutnya, TGH Muhammad Wildan Salman menyampaikan manaqib yang dikutip dari Kitab Al-Busyo fi Manaqib Al-Sayyidah Khadijah Al-Kubra, karangan Abuya Sayyid Muhammad bin Alwi bin Abbas Al-Maliki, ulama tafsir dan hadist dari Kota Mekkah.
“Kitab Al Busyro yang sebelumnya diijazahkan kepada ulun, kini ulun ijazahkan kepada pian-pian,” ujarnya kepada jemaah yang hadir.
Keistimewaan Siti Khadijah perlu diketahui ujar TGH Wildan Salman, untuk bisa menteladani sifatnya yang mulia itu.
Khadijah yang lahir dari pasangan Khuwailid bin Asad dan Fatimah binti Za’idah (Kabilah Bani Asad dari Suku Quraisy), adalah wanita pertama yang menyakini ajaran Islam yang disampaikan Baginda Rasulullah SAW.
Khadijah menikah dengan Nabi Muhammad SAW, ketika berumur 40 tahun.
Sepanjang hidupnya bersama Rasulullah, Khadijah begitu setia menemaninya dalam setiap peristiwa baik suka dan duka. Setiap kali sang suami ke Gua Hira’, Khadijah pasti menyiapkan semua perbekalan dan keperluan suaminya.
Seandainya suaminya agak lama tidak pulang ke rumah, Khadijah akan melihat untuk memastikan keselamatan suaminya. Sekiranya Nabi Muhammad SAW khusyuk bermunajat, Khadijah tinggal di rumah dengan sabar sehingga Rasulullah pulang. Setiap ancaman dan penganiayaan mereka dihadapi bersama.
Sang Ummul Mukminin ini wafat pada bulan Ramadhan, tahun ke-10 slmasa kenabian. Kala itu, umur Siti Khadijah 65 tahun (berdasarkan pendapat yang paling kuat).
Dari pernikahannya dengan Baginda Rasulullah SAW, dikaruniai enam orang anak yaitu Qasim, Abdullah, Zainab, Ruqayyah, Ummu Kultsum dan Fathimah
Rasulullah dalam salah satu hadits menyebut, “Dia beriman kepadaku ketika orang-orang mengingkariku. Dia membenarkanku ketika orang-orang mendustakanku. Dia menyokongku dengan hartanya ketika orang-orang memboikotku. Dan Allah mengaruniakan anak bagiku dari (rahim)-nya. Padahal dengan (istri-istriku) yang lain, aku tak mendapatkannya.”(HR. Ahmad)
Patutlah, Khadijah menjadi idola kaum muslimin, dan menjadi barometer wanita-wanita di dunia. Ia juga satu satunya wanita yang mendapatkan salam dari Allah SWT dan mendapatkan kabar gembira sebagai penghuni surga. (sal/adpim)
Foto : Rezky A. Maulidja