
Gubernur H. Muhidin : Budidaya Ikan Gabus (Haruan) Tekan Inflasi
Banjarmasin—Upaya dalam budidaya ikan gabus terus ditingkatkan lagi produksinya agar menekan inflasi daerah di Kalimantan Selatan, sebabnya karena pasokan ikan gabus (haruan) terbatas sehingga permintaan tinggi dan harga semakin naik di masyarakat Banua.
Hal itu disampaikan Gubernur Kalsel, H. Muhidin seusai kegiatan High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) serta Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) di halaman eks Kantor Gubernur Kalsel, Kota Banjarmasin pada Senin (10/3).
Dan penyebab inflasi ikan gabus karena di musim hujan yang menyebabkan pasokan ikan gabus terbatas, kenaikan harga, permintaan ikan gabus yang tinggi. Lantas, program budidaya ikan gabus kini menjadi sorotan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Selatan dalam langkah-langkah ke depan.
“Semua kabupaten/kota telah bersepakat dan komitmen dalam menekan inflasi, misalnya seperti ikan gabus. Ditiap daerah harus meternakan Ikan Gabus atau Haruan yaitu bikin tambak khusus dalam budidayanya, sebab kita ditantang oleh investor ke depannya,” sampai Gubernur Kalsel, H. Muhidin dihadapan awak media yang turut didampingi Wagub Kalsel, Hasnuryadi Sulaiman.

Dalam tantangan itu, semisalnya berhasil dalam budidaya ikan gabus. Gubernur H. Muhidin mengaku akan dibuatkan Gedung Pengoalahan Ikan Gabus. Dari hasil mentah, menurutnya dijadikan albumin yang ada dalam kandungan Ikan Gabus dan manfaatnya banyak buat manusia.
“Selain menekan inflasi, kita ditantang untuk beternak haruan. Dari ikan ini dijadikan albumin untuk kesehatan,” ungkap H. Muhidin tersenyum.
Sehingga dalam menekan inflasi itu, Dinas Kelautan dan Perikanan (Dislutkan) Provinsi Kalsel selama ini telah melaksanakan program budidaya ikan gabus di beberapa kabupaten. Program ini dilakukan di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS), Hulu Sungai Tengah (HST), dan Hulu Sungai Utara (HSU).
Lalu, Gubernur H. Muhidin mengajak seluruh kepala daerah dapat memperhatikan budadiya ikan gabus di daerahnya apakah sudah berjalan dengan baik atau tidak. Bahkan, dirinya ingin seluruh kabupaten/kota telah melakukan budidaya ikan gabus tersebut.
“Ini jadi tantangan, bisakah Kalimantan Selatan dapat memproduksi ikan gabus, misalnya berapa ton setahunnya. Sehingga, para petani ikan aja lagi melakukan itu bagaimana,” tandasnya.
Dalam 5 tahun terakhir, 8 dari 10 komoditas pendorong utama inflasi di Kalsel adalah bahan pangan. Kondisi itu dipicu oleh cuaca ekstrem, ketergantungan pasokan dari wilayah lain dan faktor siklikal. (mr/Adpim)
Foto : M. Rezky Maulidja

