Menggembirakan, Kalsel Tiga Besar Tertinggi Penurunan Stunting
Banjarmasin – Data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) menunjukkan, angka stunting turun dari 24,4 persen menjadi 21,6 persen di seluruh Indonesia dan untuk Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun tahun 2021 angkanya 30 persen, turun menjadi 24,6 persen ditahun 2022. Sehingga dalam satu tahun stunting di Kalsel turun 5,4 persen.
Keberhasil ini tentu tak lepas dari upaya dan dorongan yang terus dilakukukan Gubernur Kalsel Sahbirin Noor atau Paman Birin.
Paman Birin pun dalam berbagai kesempatan menyampaikan, persoalan stunting menjadi prioritas untuk terus ditekan.
Paman Birin menambahkan, pencegahan stunting menjadi salah satu program kesehatan nasional yang saat ini di prioritaskan di beberapa daerah tak terkecuali Kalsel.
“Stunting ini harus segera dicegah, mengingat masa depan generasi penerus bangsa akan terancam dan secara langsung akan berimbas pada kemajuan pembangunan,” terang Paman Birin.
Sementara itu,
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan, dr Diauddin mengatakan, ditahun 2023 ini, program prioritas Dinkes hampir sama dengan tahun sebelumnya yakni penurunan angka stunting, penurunan angka kematian Ibu, bayi, dan penurunan angka kesakitan.
“Itu yang akan dilakukan dan kita masuk tiga provinsi dengan penurunan angka stunting tertinggi di Indonesia. Kita optimis di 2023 bisa lebih baik, karena itu kita akan mengevaluasi apa saja yang baik di tahun 2022 itu, akan dilanjutkan dan apa yang masih kurang ditahun 2022 kita tingkatkan,” katanya, Kamis (2/2/2023).
Diauddin menambahkan, Kalsel mampu menurunkan angka stunting, karena semua Kabupaten/Kota memiliki strategi masing-masing dan dengan dilakukan secara bersama-sama.
“Ini dilakukan oleh banyak kabupaten/kota selama ini, seperti di Batola dengan wilayah binaannya, Balangan dengan melibatkan CSR PT Adaro dengan desa binaan, serta Kabupaten Banjar punya bapak asuh stunting melibatkan SKPD dan Forkopimda hingga memantau diberi makan yang bergizi atau tidak. Jadi masing-masing kabupaten melibatkan semua pihak,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat, Yuliani menuturkan, untuk Tahun 2023 akan tetap pada penguatan pemberian makanan tambahan, bagi ibu hamil dan balita serta penguatan pemberian tablet tambah darah bagi remaja putri.
“Untuk tablet penambah darah ini akan diperluas lagi hingga ke sekolah agama seperti pesantren, karena sebelumnya kurang terjamah sampai di sana,” ujarnya.
Pihaknya juga tidak pernah berhenti mengedukasi akan pentingnya kesehatan dan makanan bergizi.
“Makanan tidak harus mahal dan tapi pengolahan yang higienis dan sanitasi baik,” pungkasnya. (KB/adpim)