Menteri Sakti Tinjau dan Ikut Panen Budidaya Ikan Tawar Khas Banua di BPBAT Mandiangin
Banjar – Menteri Kelautan dan Perikanan (KP) RI, Sakti Wahyu Trenggono melakukan peninjauan ke Balai Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT) Mandiangin, Jumat (31/3).
Dalam peninjauannya didampingin oleh Gubernur Kalsel Sahbirin Noor melalui Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setdaprov Kalsel, Nurul Fajar Desira.
Menteri Sakti melakukan peninjauan langsung terhadap budidaya ikan tawar yang ada di BPBAT Mandiangin diantaranya ikan komoditas lokal seperti gabus haruan, papuyu, belida, kelabau, jelawat, arwana, gurame dan baung. Ada juga ikan jenis komoditas introduksi seperti nila, patin siam, mas, lele, koi dan grass carp yang di budidaya langsung dalam kolam-kolam penangkaran di BPBAT Mandiangin.
Selain meninjau budidaya ikan tawar, Menteri Sakti juga turut memanen ikan.
Kepala BPBAT Mandiangin, Evalawati saat mendampingi Menteri KP menjelaskan ada empat tempat terdiri dari kantor dan instalasi terbagi di sejumlah daerah, selain kantor utama di Mandiangin, juga terdapat unit intalasi seperti instalasi bincau, instalasi pulang pisau dan instalasi awang bangkal.
“Semuanya fasilitas memiliki unit perkolaman dan indoor hacthery, dengan berbagai komoditas ikan didalamnya,” jelas Evalawati.
Lanjut Eva, selain budidaya, BPBAT Mandiangin juga menyediakan beberapa pelayanan untuk penyediaan benih dan calon induk unggul, bimbingan teknis, kunjungan serta magang kepada siapa saja yang ingin belajar tentang budidaya ikan.
“Termasuk, pelayanan jasa laboratorium (pengujian kualitas air, penyakit ikan, nutrisi dan residu). Laboratorium BPBAT Mandiangin juga telah terakreditasi oleh KAN (Komite Akreditasi nasional),” lanjutnya.
Untuk diketahui, pihaknya juga sedang melakukan pengembangan untuk peningkatan kualitas induk unggul melalui perbanyakan induk jantan fungsional ikan papuyu dan penyediaan induk unggul ikan gabus serta diseminasi teknologi dengan pemantapan adopsi teknologi budidaya ikan papuyu, gabus dan belida di masyarakat, karena ikan tersebut sudah mulai langka atau terancam punah di habitat aslinya.
Selanjutnya, Menteri KP juga melakukan penyerahan santuan oleh Menteri KP Sakti kepada anak yatim serta penyerahan secara simbolis bantuan benih dan calin. (end/adpim)