Pengendalian Inflasi di Kotabaru, Pemprov Siapkan Operasi Pasar
Banjarbaru – Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan segera mengambil langkah-langkah penanggulangan inflasi di daerah, menyusul data BPS pusat menyebutkan, inflasi di Kabupaten Kotabaru masih tinggi untuk tingkat kabupaten/kota secara nasional.
Badan Pusat Statistik (BPS) Pusat, Senin (09/01/2023) dalam Rangka pengendalian Inflasi Tahun 2023, merilis data, inflasi di Kabupaten Kotabaru Kalsel sebesar 8,65 persen.
Rakor diikuti Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kalsel, Syaiful Azhari dan Kepala Bagian Kebijakan Perekonomian Biro Ekonomi Setdaprov Kalsel, Agus Salim di Command Center Kantor Setdaprov di Banjarbaru.
Agus Salim mengatakan, walaupun kenaikan harga disebabkan kebijakan pemerintah seperti kenaikan BBM, namun Pemprov tetap melakukan langkah-langkah pengendalian seperti melakukan operasi pasar, terutama untuk menekan harga beras yang melambung belakangan, dan menurunkan harga komoditas lainnya.
“Bulan ini, kita akan upayakan operasi pasar lagi, khususnya beras bersubsidi di Kotabaru,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala BPS Pusat Margo Yuwono dalam paparannya menyebutkan, pada Desember 2022, menunjukkan inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) 5,51% (yoy), meningkat dibandingkan dengan inflasi IHK 2021 sebesar 1,87% (yoy) dan lebih tinggi dari sasaran 3,0+1%, terutama dipengaruhi oleh dampak penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi pada September 2022.
Dikatakan, berbagai perkembangan bulanan menunjukkan inflasi pascakenaikan harga BBM kembali terkendali tercermin pada ekspektasi inflasi dan tekanan inflasi yang terus menurun dan lebih rendah dari prakiraan awal.
Perkembangan inflasi IHK yang terkendali tidak terlepas dari pengaruh positif dari sinergi kebijakan yang makin erat antara Pemerintah Pusat dan Daerah, Bank Indonesia, serta berbagai mitra strategis dalam menurunkan laju inflasi, termasuk mengendalikan dampak lanjutan penyesuaian harga BBM.
Inflasi IHK pada Desember 2022 terutama dipengaruhi oleh pola musimannya di akhir tahun. Inflasi inti tercatat sebesar 0,22% (mtm), meningkat dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,15% (mtm) terutama disumbang oleh komoditas kontrak rumah.
Kelompok volatile food mengalami inflasi sebesar 2,24% (mtm), lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang tercatat deflasi 0,22% (mtm), sejalan dengan pola musiman akhir tahun.
Kelompok administered prices mencatat inflasi sebesar 0,73% (mtm), meningkat dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,14% (mtm) seiring dengan kenaikan tarif perusahaan air minum, dan seiring dengan pola musiman peningkatan permintaan angkutan udara pada Natal dan Tahun Baru, serta inflasi rokok kretek filter. sal/adpim
Fotografer : Rezky Maulidja