Sekdaprov Ingatkan Pentingnya Kesiapan Maksimal Penanganan Karhutla di Banua
Banjarmasin – Seluruh wilayah Indonesia berpotensi mengalami
kejadian bencana, tanpa kecuali di Provinsi Kalimantan Selatan.
Bencana banjir, kebakaran hutan dan lahan (karhutla), kabut asap, tanah longsor dan puting beliung, menjadi siklus bencana yang hampir terjadi setiap tahun.
Khusus karhutla pun, pada bulan Juni lalu pun Gubernur Kalsel H. Sahbirin Noor memimpin Apel Siaga Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) Halaman Kantor Pemprov Kalsel di Banjarbaru.
“Karena itu, kita perlu kesiapan yang maksimal dalam penanganan bencana, termasuk bencana kebakaran hutan dan lahan, serta dampak yang muncul akibat karhutla itu sendiri,” kata Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Selatan, Roy Rizali Anwar membuka Rapat Penyusunan Dokumen Rencana Kontinjensi Kebakaran Hutan dan Lahan (karhutla) tahun 2022 di Hotel Rodhita Banjarmasin pada Senin (18/7).
Kegiatan yang digelar Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalsel ini mengundang kepala pelaksana BPBD 13 kabupaten/kota.
Dikatakan, kondisi bencana yang timbul akibat peristiwa alam maupun kelalaian manusia, memerlukan penanganan yang melibatkan banyak pihak.
Apalagi penanganan bencana karhutla, yang menimbulkan kabut asap, kerusakan ekologi dan
membahayakan kesehatan.
Tentu saja keterlibatan berbagai pihak, sangat dibutuhkan dalam penangan karhutla.
Dengan penyusunan dokumen perencanaan kontinjensi karhutla ini, rasanya upaya penanganan bencana karhutla makin terkonsentrasi dan
terpetakan secara sistematis.
Penanganan bencana yang sudah dipersiapkan sejak awal, pasti akan lebih efektif, jika dibandingkan dengan penanggulangan tanpa persiapan.
Penanganan bencana yang didahului oleh persiapan, tentu akan memberikan harapan mempercepat upaya penanggulangan dan mengurangi dampak-dampaknya.
Rapat ini ujar Roy hendaknya dapat dimaksimalkan semua pihak yang terlibat didalamnya, sehingga tersusun dokumen yang mampu menjawab kebutuhan diwilayah bencana.
Dokumen yang disusun, kiranya dapat menjadi pedoman dalam memaksimalisasi penanganan
bencana karhutla.
“Insya Allah, kita akan mampu menekan sekecil mungkin korban jiwa dan dampak yang timbul
dalam situasi bencana, ketika kita melakukan tindakan yang tepat dalam penanganannya. Ketepatan penangangan itu akan terbentuk, manakala masing-masing pihak dapat
memposisikan diri mereka sesuai dengan tugas dan fungsi masing-
masing,” sebut Roy.
Roy tak lupa menyampaikan terima kasih kepada semua pihak, khususnya
pemerintah daerah kabupaten/kota, TNI dan Polri, serta berbagai unsur lapisan masyarakat, yang terus bekerja sama dalam mencegah dan menangani bencana di Kalsel.
Ia mengharapkan, rapat akan melahirkan perencanaan dokumen kontinjensi karhutla yang sempurna, serta memberikan jaminan kepada masyarakat untuk merasa aman
dan terlindungi. sal/adpim