Sekdaprov Pimpin Rakor Karhutla, Kedepan Optimalisasi Kanal dan Irigasi serta Perbanyak Pompa hingga Sumur Bor

0
142

Banjarmasin – Gubernur Kalsel H. Sahbirin Noor atau Paman Birin melalui Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Roy Rizali Anwar memimpin Rapat Koordinasi Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) tingkat provinsi ini, Kamis. (02/11/2023) di aula Makorem 101/Antasari Jalan Jenderal Sudirman Kota Banjarmasin.

Rakor diikut pejabat instansi Pemerintahan, Direktur Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan, dari Kejaksaan Tinggi, Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, Kanwil ATR/BPN, Walikota/Bupati atauyang mewakilnya dari 13 kabupaten/kota, Direktur Pencegahan Dampak Lingkungan Kebijakan Wilayah dan Sektor, Ditjen KLHK, Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan, Ditjen PPI, para kepala SKPD terkait lingkup Pemprov Kalsel, dan pemangku kepentingan lainnya.

Berdasarkan hasil kajian risiko dan pemetaan titik kejadian karhutla pada tahun 2023, yakni potensi terbesar ada pada wilayah Kalsel bagian barat dari pegunungan Meratus. Terutama pada wilayah ring 1 Bandara Syamsudin Noor, dan wilayah banua enam / hulu sungai / daha terjadi peningkatan titik api.


”Pada tahun 2023 terjadi penyebaran titik kejadian hingga ke selatan dan timur wilayah Tanah Laut, Tanah Bumbu dan Kotabaru,” sebut Sekdaprov diawal paparannya.

Terkait dasar dan regulasi penanganan Karhutlan, antara lain dengan diterbitkan Surat Edaran Gubernur Kalsel kepada Bupati/Walikota se Kalsel Nomor 360/520/BPBD-PK tanggal 8 Mei 2023 Hal Antisipasi dan Kesiapsiagaan Pemda dalam Penanggulangan karhutla.

Kemudian, dilakukan koordinasi penyusunan SOP, BPBD bersama dengan Lanud Syamsudin Noor menyepakati SOP pelaksanaan operasi udara penanganan kebakaran hutan lahan di Provinsi Kalsel Tahun 2023.

Dilanjutkan, pembuatan permohonan kegiatan TMC dan Operasi Udara melalui Surat Gubernur Kalsel Nomor 300.2/605/BPBD/2023 tanggal 29 Mei 2023 tentang permohonan bantuan heli patroli udara dan Water Bombing kepada BNPB dan Surat Gubernur Kalsel Nomor 300.2/604/BPBD/2023 tanggal 29 Mei 2023 tentang permohonan bantuan teknologi modifikasi cuaca.

Dalam hal mitigasi karhutla dengan pembasahan lahan, disebutkan Sekdaprov juga, area HIJAU sudah dilaksanakan pembasahan dan elevasi air sudah naik dan menggenang. Area lain dilaksanakan pemadaman sumber asap dan pembasahan lahan dilakukan bertahap, operasi pembukaan pintu air, mengalirkan air melalui kanal-kanal, dan membuat kanal baru dengan menggunakan alat berat, dan pompa-pompa digunakan untuk mengalirkan air ke tengah lahan yang menjadi target pembasahan.

Lebih rinci disebutkan Roy, pembasahan lahan di ring 1 Bandara dan operasional pengendalian karhutlan, dilaksanakan mulai tanggal 30 Agustus sampai dengan 30 September 2023.

Kegiatan berupa pembukaan pintu air irigasi, pembuatan kanal, pembuatan tabat untuk menahan air, penyaluran air dari kanal ke lahan menggunakan mesin pompa. Peralatan yang digunakan mesin pompa, mesin pemadam, excavator, dan kendaraan Ops Roda 2/4/6 dengan personil yang terlibat 143 orang yang tediri dari unsur BPBD, Dinas Kehutanan, PUPR, BWS III, Manggala Agni, Dinas LH, TNI, Polri, dan masyarakat.

Sedangkan operasional diudara, dikerahkan helikopter bantuan BNPB sebanyak dua unit heli dan 5 water bombing ditambah satu unit untuk teknologi modifikasi cuaca (TMC), tiap sortie membawa 1 ton bahan semai.

Terakhir dijelaskan jangka pendek berupa usulan pendanaan dana operasional bencana, pendanaan habis di tanggal 30 September 2023, pengadaan sarana pompa apung atau pompa domfeng stationer dilengkapi selang yang cukup untuk melaksanakan pembasahan bersamaan (gropyokan api) sehingga diharapkan pembahasan optimal dapat dicapai dalam kurun minimal 2 minggu, dan mobilisasi sumber daya manusia sehingga perlu sinergi antara komponen pemerintah dan masyarakat.

Sedangkan jangka panjang adalah, desain penanganan karhutla secara komprehensif di Kalsel, optimalisasi kanal dan irigasi sehingga perlu koordinasi dengan Balai Rawa Dirjen Sumber Daya Air, memperbanyak pompa stationnaire, pembuatan sumur-sumur bor, dan program sosialisasi yang masif. sal/adpim

Berikan Komentar