Pemprov Kalsel Rakor Pengendalian Inflasi Bersama Mendagri: Berdampak Positif Pengendalian Harga Kebutuhan

Banjarbaru – Gubernur Kalimantan Selatan H. Sahbirin Noor atau Paman Birin melalui Plt. Asisten II Pemprov Kalsel, drh. Suparmi, MS menghadiri Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi Daerah Tahun 2023 yang digelar secara hybrid dari Command Center Pemprov Kalsel Banjarbaru, Selasa (6/6) pagi.

Rakor Pengendalian Inflasi Daerah Tahun 2023 tersebut, dipimpin langsung Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian.

Turut hadir pula Kepala Badan Pusat Statistik Kalsel Martin Wibisono, Kepala Badan Urusan Logistik (Bulog) Kalsel Taufan A, Perwakilan Bappeda Kalsel dan sejumlah SKPD lingkup pemerintah provinsi yang mengurusi masalah inflasi.

Dalam sambutannya, Mendagri menjelaskan, perlunya kerja sama dan intervensi dari pemerintah pusat yaitu Badan Pangan Nasional (Bapanas), Kementerian Perdagangan, dan kementerian/lembaga (K/L) terkait lainnya dalam mendukung daerah mengendalikan inflasi.

“Kita betul-betul perlu bekerja baik di tingkat pusat, rapat koordinasi maupun di daerah juga bisa bergerak sendiri,” kata Tito.

Menurutnya, upaya pengendalian inflasi yang salah satunya dilakukan Kemendagri bersama Pemerintah Daerah, secara tidak langsung telah memberikan dampak positif terhadap pengendalian harga di masyarakat.

Sementara itu, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Puji Ismartini yang hadir secara langsung dalam Rakor tersebut menjelaskan, inflasi Mei 2023 menurut wilayah secara month to month (m-to-m) setidaknya ada 77 kota mengalami inflasi dan terdapat 13 kota mengalami deflasi (inflasi di 67 kota IHK lebih tinggi dari inflasi Nasional).

“Sementara inflasi Mei 2023 menurut wilayah secara year to year (y-to-y), inflasi di 46 kota IHK lebih tinggi dari inflasi nasional. Di Sumatera, inflasi tertinggi di Kota Bandar Lampung sebesar 4,43 persen, Kalimantan inflasi tertinggi Kotabaru 6,04 persen, Maluku Papua inflasi tertinggi di Timika 6,04 persen, Jawa inflasi tertinggi Sumenep 5,44 persen, Bali Nusa Tenggara tertinggi di Maumere 4,90 persen dan di Sulawesi inflasi tertinggi di Kota Kotamobagu sebesar 5,95 persen,” Ucapnya.

Menurut Puji, pengendalian inflasi memperlihatkan hal yang positif dan relatif baik. Berdasarkan data rilis Badan Pusat Statistik (BPS) terbaru secara year to year (y-to-y) angka inflasi di bulan Mei hingga saat ini sebesar 4,00 persen.

“Alhamdulillah inflasi 4,33 persen menurun ke angka 4,00 persen secara year to year. Ini artinya inflasi di Indonesia relatif terkendali” tutupnya. (md/adpim)

Foto : Naimah Mahmudah

Berikan Komentar