Diiringi Shalawat, Gubernur Paman Birin Baayun Maulid
Banjarbaru – Diiringi lantunan shalawat dan syair maulid, Gubernur Kalsel H. Sahbirin Noor atau akrab disapa Paman Birin Baayun Maulid yang diselenggarakan di Museum Lambung Mangkurat di Banjarbaru pada Kamis (20/10) pagi.
Paman Birin yang sudah disiapkan tempat baayun dengan berbagai hiasan oleh panitia selepas membuka acara langsung dipersilahkan duduk di atas tapih bahalai.
Begitu duduk diatas ayunan, pada sisi kiri ada Wakil Walikota Banjarbaru Wartono dan sisi kanan Kepala Disdikbud Kalsel Muhammadun.
Diiringin lantunan syair maulid dan shalawat nabi, Paman Birin diayun secara bersamaan oleh Wartono dan Muhammadun.
Selepas diayun, Paman Birin pun secara spontan meminta Wartono, Muhammadun untuk diayun bergantian.
Paman Birin menyampaikan rasa bangga tradisi Baayun Maulid terus dilestarikan di Banua.
“Saya menyampaikan terimakasih dan penghargaan kepada panitia yang terus melestarikan budaya Baayun Maulud di Banua kita tercinta. Mari kita bersama-sama terus lestarikan,” pesan Paman Birin.
Sebagaimana yang disampaikan panitia Baayun Maulud, tahun ini diikuti 155 peserta yang terdiri dari bayi hingga usia tua.
Untuk peserta termuda bayi berusia 11 hari dan tertua seorang nenek berusia 83 tahun. Dengan peserta terjauh dari Kabupaten Tabalong.
“Alhamdulillah minat untuk Baayun Maulid ini melebih target 150 peserta. Ini sebagai bentuk upaya Museum Lambung Mangkurat untuk terus melestarikan budaya dari turun menurun,” kata Rusmaidi, Ketua Panitia.
Baayun Maulid itu juga didengarkan tausiyah Ustaz Hendry Atmaja.
Rangkaian kegiatan, usai dipanjatkan doa kepada Allah SWT dan dengan diiringin lantunan shalawat, para peserta diayun secara bersama-sama.
Diketahui, tradisi Baayun Mulud adalah kegiatan mengayun bayi atau anak sambil membaca syair maulid.
Baayun mulud dilaksanakn untuk merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW setiap tanggal 12 Robiul Awal.
Tradisi ini dilaksanakan oleh masyarakat Banjar, Kalimantan Selatan.
Sejarahnya bermula sebelum kedatangan Islam, masyarakat Kalimantan Selatan menganut kepercayaan nenek moyang.
Baayun Maulud adalah perpaduan budaya antara budaya Islam dengan kepercayaan nenek moyang. Tradisi mengayun ini sudah ada sebelum Islam masuk di Kalimantan Selatan. Tradisi ini bermula di Kabupaten Tapin (khususnya di Desa Banua Halat, Kecamatan Tapin Utara).
Namun kemudian berkembang dan dilaksanakan di seluruh daerah Kalimantan Selatan. Tradisi ini dianggap sebagai konversi antara agama orang Dayak yang mendiami Banua Halat dan daerah sekitarnya, yang semula menganut kepercayaan Kaharingan dan kemudian memeluk agama Islam. (mul/adpim)