Paman Birin Ajak Masyarakat Terus Menggelorakan Olahraga Balogo di Banua
Banjarmasin – Pemprov Kalsel melalui Dinas Pemuda dan Olahraga menyelenggarakan festival olahraga tradisional balogo khusus kalangan Aparatur Sipil Negara (ASN) dan tenaga kontrak lingkup Pemprov Kalsel di halaman Kantor Gubernur di Banjarmasin pada Selasa (13/9).
Paman Birin, membuka secara resmi olahraga ketangkasan khas masyakarat Banjar ini, mengajak masyarakat untuk terus menggelorakannya, agar tetap lestasi dari generasi ke generasi.
Tak hanya membuka fesfival, Paman Birin pun turun mencoba bermain balogo.
Begitu Paman Birin balogo, padangan semua yang hadir tertuju dengan saat orang nomor satu di Kalsel itu mengayunkan stik dan mengarahkan logonya untuk menuju sasaran tembak.
Pada kesempatan itu pula, Paman Birin berkomitmen akan terus melestarikan budaya-budaya yang ada di Banua, termasuk olahraga tradisional balogo ini, dan masyarakat Kalsel menjadi masyarakat berbudaya.
Permainan balogo ujarnya, kerap dilakukan anak-anak hingga orangtua sejak zaman dulu, dilakukan dengan perasaan gembira sambil melatih skill mereka dalam hal balogo.
“Selamat bertanding, harus sportif dan jangan sampai bakalahian (berkelahi,red),” pesan Paman Birin sebelum melakukan pemukulan logo menandai dimulainya lomba.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Kalsel, Hermansyah menambahkan, festival balogo dalam rangka memeriahkan Hari Olahraga Nasional (Haornas) ini diikuti 30 tim dari 20 SKPD lingkup Pemprov, dan masing-masing tim ada tiga pemain.
“Animo pecinta permainan balogo di kalangan ASN dan tenaga kontrak ini luar biasa, ini membukti bahwa olahraga balogo memang disukai masyarakat,” ujarnya.
Panitia festival balogo semula menyediakan total hadiah uang tunai Rp20 juta untuk masing-masing pemenang, mulai juara 1, 2, 3 dan juara harapan 1, 2, dan 3 dengan besaran bervariasi.
Namun Paman Birin memberikan hadiah tambahan Rp10 juta lagi.
Permainan balogo memang tidak asing bagi masyarakat di Kalsel dan disukai semua kalangan, karena cukup seru, menghibur, dan tidak perlu biaya mahal, lantaran gampang dibuat sendiri oleh pemain, dari berbagai macam bahan.
Namun khusus kegiatan lomba seperti festival, logo yang dipakai terbuat dari bahan tempurung kelapa dan kebanyakan dibuat berlapis dua dengan merekatkannya menggunakan lem atau bahan lain supaya berat dan kuat.
Ukuran bahan tempurung kelapa yang digunakan rata-rata memiliki garis tengah sekitar 5-7 cm dan tebal antara 1-2 cm. Bentuk alat logo juga bermacam-macam, ada yang berbentuk bidawang (bulus), biuku (penyu), segitiga, bentuk layang-layang, daun, dan bundar.
Saat bermain Balogo, pemain harus dibantu dengan sebuah alat yang disebut panapak atau kadang-kadang di beberapa daerah ada yang menyebutnya dengan campa, yakni stik atau alat pemukul yang panjangnya sekitar 40 cm dengan lebar 2 cm. Fungsi panapak atau campa ini adalah untuk mendorong logo agar bisa meluncur dan merobohkan sasaran tembak. sal/adpim