Wisuda UIN Antasari, Paman Birin Harapkan Lulusan Miliki Peran untuk Kemajuan Banua
Banjarbaru—Gubernur Kalimantan Selatan H Sahbirin Noor atau Paman Birin melalui Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan SDM, Husnul Khatimah menghadiri sidang senat terbuka di acara Wisuda Sarjana ke-79, Magister dan Doktor ke-49 di Auditoriun UIN Antasari, Kota Banjarbaru, Sabtu (27/4/2024) pagi.
Sebanyak 901 wisudawan UIN Antasari dikukuhkan oleh Rektor Mujiburrahman. Di antaranya Pascasarjana Strata 3 (8 orang), Strata 2 (41 orang), FTK (311 orang), Fasya (147 orang), FUH (138 orang), FDK (98 orang) dan FEBI (158 orang).
Gubernur Paman Birin melalui Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan SDM, Husnul Khatimah menginginkan kelulusan wisudawan UIN Antasari ini dapat memberikan sumbangsih pemikiran, tenaga dan keahlian dibidangnya masing-masing.
“Pastinya buat pembangunan daerah di Banua kita. Suatu kebanggaan buat Kalimantan Selatan, moga bisa hadir ditengah masyarakat dan tentu jadi pribadi yang baik ke depannya,” ucap Paman Birin.
Apalagi di Bumi Kalsel Babussalam, Paman Birin mengatakan bahwa daerah kita merupakan gerbang Ibu Kota Negara (IKN) ke depannya. Sehingga, pemerintah memerlukan sumber daya manusia (SDM) yang unggul dan kompeten di bidangnya.
Paman Birin juga berpesan, mahasiswa yang kini sarjana dapat mengambil peran lebih jauh buat Kalimantan Selatan serta menegaskan agar mampu bersaing dengan masyarakat luar di masa akan datang.
“Jadilah pribadi diri sendiri, kemudian bisa adaptasi di masyarakat. Supaya pengalaman dan karir bisa terbangun dengan baik,” harap Paman Birin.
Sementara itu, Rektor UIN Antasari Mujiburrahman menyampaikan, sejak Agustus 2022 di gedung ini telah dilaksanakan acara wisuda perdana. Artinya, ia menyebut sudah dua tahun berjalan, dan sebanyak 9 gedung telah diisi oleh mahasiswa, dosen, pegawai dan sebagainya.
“Bulan September 2022 itu, pertama kali mahasiswa menjalani perkuliahan di sini. Ada perpustakaan, asrama dan lembaga layanan lainnya, mahasiswa telah menempuh pendidikan hingga lulus di sini,” ujarnya.
Kepada mahasiswa yang baru saja sarjana, Mujib menitipkan pesan agar nantinya di masyarakat dapat berkontribusi dalam berbagai bidang yang diampunya. Tentu, ia yakin kemampuan atau skill yang dimiliki oleh mereka mampu terlibat dalam pembangunan di daerahnya masing-masing.
“Tak terkecuali buat di Kalsel. Mahasiswa UIN Antasari dapat memberikan sumbangsihnya sesuai jurusan di fakultas itu,” tutur Rektor dua periode itu.
Sedangkan Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kelembagaan Dr. Nida Mufidah mengisahkan sejak 1964 hingga sampai hari ini Sabtu 27 April 2024 mencapai sebanyak 31.743 orang yang lulus menjadi wisudawan (i) UIN Antasari Banjarmasin.
“Alhamdulillah, lulusan tahun ini tidak ada yang sampai 7 tahun. Mereka (mahasiswa) yang lulus sarjana ada yang tepat waktu,” ungkap Nida bersyukur.
Berdasarian SK Rektor UIN Antasari Nomor 197 Tahun 2024 per tanggal 5 April ditetapkan 7 orany wisudawan terbaik, yaitu Syifa Mufida (FTK), Muhammad Irdi Maulidinnor (FUH), Muhammad Wildan (FDK), Rusmauliana Putri (Fasya), Mona Khairida Syafa (FEBI), Dr. Khairani Bin Syamsuri (S3-PAI) dan A. Syaiful Anam, M.H (S2-HK).
Kedua orang tua Syifa Mufida, mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) Program Studi Pendidikan Agama Islam dengan masa studi: 3,5 tahun dan IPK 3,89 (Pujian) yakni Haji Ilhami tersenyum saat anaknya dinyatakan wisudawati terbaik. Ia mengaku bangga dan terharu, sang anak menjadi wisudawi terbaik di kampus biru.
“Kami sangat bersyukur sekali. Kepada anakda Syifa Mufida, moga ke depannya dapat mengembangkan ilmunya di masyarakat,” ungkap sang ayah.
Ilhami mengaku sosok Syifa memang pembelajar. Anak pertama yang sering mengikuti ibundanya saat mengajar di pelosok daerah.
“Kalau anakda Syifa ini sejak kecil memang suka mengikuti saya mengajar di paket A. Kalau ada murid (lansia), dia ikut juga menjelaskan huruf-huruf di papan tulis,” cerita Hj Mastika, sang ibundanya.
Mastika mengingat di Desa Panaan, Kecamatan Bintang Arang, Tabalong, sang anak ikut mendampingi ibunya saat mengajar di perbatasan Kalseltim. Mengenai tentang Syifa, ia menilai sosok yang mandiri sejak kecil.
“Syifa sejak kecil berangkat sendiri ke sekolah. Dan anaknya pembelajar,” ungkap guru SMK 2 Tanjung itu.
Tanpa diminta, Mastika mengatakan sang anak kerap belajar sendiri di rumahnya. Di Desa Suput, Kecamatan Haruai, sang anak tumbuh jadi seorang gadis yang mandiri dan terpelajar.
“Suka minta buku-buku pembelajaran. Syifa menyukai karya tulis ilmiah, puisi, pidato bahasa arab dan kaligrafi juga,” kata Mastika.
Terakhir, Mastika berharap agar anaknya dapat bermanfaat ke depannya. Besok, ia menyebut Syifa Mufida akan berlomba karya tulis ilmiah di ajang MTQ Kabupaten Tapin.
“Dan besok, anakda Syifa mengikuti lomba MTQ di Tapin, mohon doanya,” tandasnya. (mr/Adpim)
Foto : Naimah Mahmudah